Ratusan Petani di Madiun Merasa Lega, Saluran Drainase ke Area Persawahan Diperbaiki

 

MADIUN| Pro-Desa.com- Ratusan petani di Kelurahan Nglames dan Desa Tiron Kab. Madiun merasa lega atas perbaikan saluran air (drainase) yang berada di pinggir jalan raya di wilayah Kelurahan Nglames Kabupaten Madiun.

Bacaan Lainnya

Karena dengan perbaikan tersebut, aliran air dari pabrik PG Rejoagung ke areal persawahan akan kembali normal, setelah hampir satu bulan mengalami hambatan yang diduga disebabkan konstruksi bangunan drainase (lantai dasar dan gorong-gorong C/yudit) terlalu tinggi dari pintu air (titik nol) sehingga air tidak dapat mengalir melalui saluran tersebut.

Salah satu petani, Karni (57), warga Desa Tiron mengatakan intinya bagaimana air dari pabrik bisa mengalir. Karena petani di sini sangat membutuhkan sekali untuk mengairi sawah.

“ Kalau tidak ada bantuan air dari pabrik, biaya untuk kebutuhan air akan bertambah. Petani akan berat,” katanya saat ditemui pada Minggu (8/6/2024).

Hal senada juga disampaikan oleh No Guk (57) salah satu buruh tani yang menyewa sawah milik desa dengan harga empat juta rupiah per tahun. Dia mengatakan biaya menggunakan air dari pabrik lebih murah dibanding pompa diesel. Dan, tidak semua petani memiliki pompa diesel. Selain biaya mahal kebutuhan air sangat terbatas, karena air banyak yang hilang mengalir ke area sawah milik orang lain.

“ Umpami ndiesel, kiwo tengen mboten diesel, toyo niku cepet ilang telas (Umpama menggunakan deisel pompa air, kiri kanan tidak menggunakan, air itu akan cepat hilang habis),” kata No Guk.

Pembangunan saluran terhambat hingga menyebabkan air tidak bisa mengalir. Pengurus Poktan Tiron Maju II, Rusmanadji menegaskan agar tidak menyalahkan siapa-siapa. Sambil menunggu proses mediasi untuk perbaikan selesai, petani diharapkan menggunakan diesel terlebih dulu.

Dia mengapresiasi semua pihak khususnya Muspika yang telah memback-up petani melaui mediasi-mediasi sehingga perbaikan (pembongkaran) dapat dilaksanakan.

“Terima kasih kepada semua pihak, pak Danramil, Kapolsek dan pak Camat. Yang sudah memback-upi untuk menyelesaikan kendala dilapangan. Juga kepada pabrik gula yang selama ini memberikan bantuan air ke petani.” katanya mengapresiasi. (Minggu, 8/6/2024).

Terkait pembongkaran (perbaikan) drainase, Wakil pelaksana proyek, Tain mengungkapkan pekerjaan tersebut sudah sesuai desain dan speknya. Dia menganggap saluran tersebut hanya digunakan untuk tadah hujan. Karena pada saat pengerjaan, kondisi saluran kering ( tidak ada aliran air). Setelah jadi, beberapa hari kemudian mendengar warga meminta untuk dilakukan perbaikan lagi karena air akan digunakan untuk tanamannya.

“Karena permintaan warga untuk kebutuhan pertanian ya dikerjakan saja (pembongkaran),” ungkap Tain saat ditemui di lokasi proyek

Ditambahkan, perbaikan tersebut hanya lantai dasar dan gorong-gorong C (yudit) saja. Dibongkar dan diturunkan sedalam 35 centimeter bersih. Diperkirakan bila pintu air ditutup, air bisa mengalir ke saluran yang saat ini diperbaiki.

“Rencana hanya dibongkar 50 meter. Namun akan dilihat nanti seperti apa, sudah separoh kok tidak sempurna ya sekalian. Tapi kalau separoh sudah lancar dan warga menerima ya cukup,” imbuhnya.

Disebutkan, semula warga meminta segera dilakukan perbaikan karena tanamannya membutuhkan air. Sedangkan proses betonisasi jalan hingga layak dilewati harus melalui uji lab. Setelah uji lab menyatakan jalan layak dilewati, perbaikan kita lakukan.

“Setelah hasil lab menyatakan konstruksi beton jalan layak dilewati, baru perbaikan saluran dapat dikerjakan hari ini (Selasa,11 Juni 2024),” pungkasnya. (her)

Pos terkait