PROBOLINGGO| Pro-Desa.com – Kasus pelecehan terhadap turis terjadi lagi. Kali ini perempuan asal Prancis, Camille Gabriele (25), hampir saja menjadi korban pelecehan saat sedang kemping di Bromo. Pelakunya ternyata seorang tukang ojek. Namun setelah dimediasi, kasus ini pun berakhir damai.
Kisah ini berawal ketika Camille Gabriele yang hobi hitchhiking alias bepergian secara gratis dengan nebeng ingin kemping di Bromo, tepatnya di Bukit King Kong. Dia sendiri sedang dalam misi hitchhiking gratis dari Indonesia ke Prancis. Saat Cam kemping di Bromo itulah, dia bertemu dengan pria yang hendak melecehkannya.
Ceritanya, Cam sedang berjalan kaki sendirian, tiba-tiba dia bertemu dengan seorang pria baik hati yang menawarkan untuk mengantarkan dia ke Bukit King Kong naik motor. Cam pun menerima tawaran itu.
Pria yang ditemui Cam itu bilang, dia bisa mendirikan tenda di bukit itu secara gratis. Di sana aman juga, kata si pria. Pria itu juga menawarkan untuk membawakan Cam snack karena restoran terdekat di situ sudah tutup.
Dua jam kemudian, pria itu kembali membawa snack yang dia janjikan. Karena Cam lapar seharian belum makan, dia pun menerima pemberian pria tadi. Pria itu kemudian bertanya, apakah dia bisa duduk di dalam tenda bersama Cam sambil ngobrol dan makan snack.
Karena pria tadi sudah sangat baik, Cam pun mengizinkan. Tapi, cewek Prancis ini sudah menegaskan, bahwa malam itu dia akan tidur sendirian dan pria itu tidak masalah.
Selang beberapa waktu, Cam pun meminta pria itu untuk keluar dari tenda, karena cewek Prancis itu mau tidur. Tapi, pria itu malah bilang, Cam bisa tidur saja selagi dia berada di dalam tenda. Tentu saja Cam menolak!
“Saya sampai harus meminta beberapa kali, tapi dia tetap menolak untuk pergi. Saya jadi marah. Dia akhirnya keluar dari tenda, tapi menolak untuk pulang. Dan, itu malah jadi tambah buruk,” kata Cam.
Pria itu kemudian meminta ciuman selama satu menit sampai beberapa kali kepada Cam. Dia bahkan bilang akan memberikan Cam uang, asal dia mau berciuman dengan pria tadi.
“Selang beberapa waktu, pria tadi akhirnya bilang, “Beri saya uang Rp 100.000,”. Tak mendapat jawaban dari Cam, pria tadi bilang lagi, “Oke, Rp 50.000 saja dan saya akan pergi,” ujar Cam.
Dengan secepat kilat, Cam langsung merapikan tenda, packing isi tasnya dan bergegas pergi dari lokasi itu menuju ke homestay terdekat. Sembari menangis dan memakai Google Translate, dia menceritakan semuanya dan meminta pertolongan ke warga.
Mediasi Kades Setempat
Kades Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Sunaryono membenarkan kisah yang diceritakan bule yang akrab disapa Cam tersebut. Namun, lokasi kejadiannya bukan di Bukit King Kong, melainkan di Seruni Point.
“Kejadian pada tanggal 5 Januari 2024 malam, sekitar pukul 23.00 WIB,” kata Sunaryono, Selasa (13/2/2024).
Sunaryono kemudian menceritakan sosok pelaku. Ia menyebut, pelaku pelecehan itu merupakan salah seorang warganya.
“Pelaku kerja tukang ojek, warga Desa Ngadisari,” imbuhnya.
Beberapa jam setelah kejadian, pihaknya langsung mempertemukan antara korban dan pelaku. Di hadapan sejumlah pihak, dilakukan mediasi atas kasus ini.
“Dari pelaku dan juga turisnya sudah dimediasi di kantor desa, sampai kita gunakan jasa penerjemah dengan melibatkan semua pihak,” imbuh Sunaryono.
Sunaryono menyebut, mediasi ini menghasilkan perdamaian antara korban dengan pelaku.
“Intinya, dari turis ini tidak ada tuntutan dan selesai, sudah saling memaafkan,” imbuh Sunaryono.
Dalam mediasi, pelaku menyebut tidak sampai ada sentuhan fisik pada korban. Hal ini juga dibenarkan korban.
Sementara pelaku, lanjut Sunaryono, sudah dibina oleh anggota Koramil setempat. Pembinaan dilakukan baik secara fisik maupun mentalnya agar ia tak lagi melakukan percobaan pelecehan kepada siapapun.
“Dari si turis juga mengaku kalau tidak ada sentuhan fisik. Kejadiannya itu di Seruni Point, bukan di Bukit King Kong, karena sebelumnya sama pelaku ini dikasih tahu kalau malam-malam jangan di Bukit King Kong sendirian. Pelaku ojek kuda, tapi saat itu kebetulan naik sepeda motor,” tutup Sunaryono. (det)