Lagi-Lagi Bendahara AKD Jatim Juara Kontes Bandeng Kawak, Gubernur Khofifah Beri Apresiasi dan Ajak Petani Optimalkan Hilirisasi

Syaifullah Mahdi dari Desa Pangkah Wetan, Kec. Ujung Pangkah saat menerima penghargaan dari Gubernur Jatim didampingi Bupati Gresik.

 

GRESIK (Pro-Desa.com) – Gelaran Pasar Bandeng memeriahkan suasana menjelang akhir Ramadhan di Kabupaten Gresik berlangsung meriah. Tradisi yang cukup bersejarah di Kota Pudak ini biasa dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri terutama di tiga malam terakhir Bulan Ramadhan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut hadir dan menyerahkan hadiah secara langsung kepada Juara Pertama Kontes Bandeng Kawak seberat 11.5 Kg di Kawasan Kota Tua Bandar Gresik, Kamis (19/4/2023). Lagi-lagi pemenang Juara I diraih oleh pembudidaya Syaifullah Mahdi (Sandi)dari Desa Pangkah Wetan, Kec. Ujung Pangkah. Sebelumnya, Sandi yang juga Bendahara Asosiasi Kepala Desa (AKD) Jatim itu juga meraih juara I dalam kontes yang sama.

Dalam arahannya, Gubernur Khofifah mengatakan, Kontes Pasar Bandeng Kawak ini memiliki daya dongkrak yang kuat terhadap perekonomian masyarakat Gresik. Sebab, kontes Bandeng Kawak ini juga melibatkan produk produk UMKM dalam bazar.

Khofifah mengaku optimistis jika tradisi ini terus terjaga dengan baik maka pasar dan lelang Bandeng akan menjadi destinasi wisata baru di Gresik khususnya saat masyarakat mudik. Terlebih, ketika musim liburan tiba banyak masyarakat mencari destinasi wisata dan wisata Bandeng Kawak menjadi opsi menarik.

“Gelaran Pasar Bandeng ini terbukti mendorong tumbuh kembang banyak sektor ekonomi dan UMKM di Kab. Gresik,” ungkapnya.

Khofifah berharap eksplorasi potensi di Gresik bisa dilakukan secara terus menerus sehingga dapat menumbuhkan ekonomi baru yang lebih signifikan. “Semakin banyak potensi Gresik yang kita gali saya rasa akan semakin menumbuhkembangkan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru yang lebih signifikan lagi,” urainya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menegaskan, Gresik telah memberi kontribusi terhadap komoditi Bandeng sebanyak 60 persen dari total jumlah bandeng di Jawa Timur. Ini karena produksi dan budidaya Bandeng telah dikembangkan secara baik di Kab. Gresik.

“Tanpa Kab. Gresik, bandeng yang ada di Jatim tidak ada apa apanya. 60 persen penyumbang Bandeng di Jatim berasal dari Gresik,” tegasnya.

Untuk itu, di hadapan para pembudidaya dan petani Bandeng di Gresik, Khofifah mengajak untuk mengoptimalkan proses budidaya dan hilirisasi. Proses tersebut bisa dimulai dari mulai pengolahan bandeng hingga memberikan pendampingan pada proses hilirisasi sehingga dapat memberikan nilai tambah menjadikan komoditi Bandeng semakin besar di pasaran.

Sementara itu, Bupati Gresik menyatakan, bahwa dalam sejarahnya Pasar Bandeng telah bisa menguatkan ekonomi yang diawali oleh para santri yang telah diletakkan oleh Waliyullah Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Giri. Sunan Giri memberi spirit, semangat berbisnis kepada para santri di Kab. Gresik dengan membudidayakan Ikan Bandeng dengan menjadikan icon.

“Gresik ya identik dengan Ikan Bandeng, dan Ikan Bandeng ya berasal dari Gresik,” jelasnya.

Bupati menyebut, bahwa tradisi Pasar Bandeng ini merupakan sejarah budaya kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan, kegiatan ini menjadi spirit penguatan kebangkitan ekonomi masyarakat Gresik. “Tradisi pasar bandeng ini menjadi budaya kearifan lokal yang harus kita jaga selalu, jangan sampai tradisi yang luar biasa ini hilang karena kita tidak merawat,” katanya.

Sebagai informasi, Sejarah tradisi Pasar Bandeng merupakan kegiatan tahunan masyarakat Gresik, untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Bandeng sendiri adalah salah satu komoditas unggulan Gresik yang cukup melimpah ruah. Tradisi ini pun menjadi salah satu momen yang ditunggu masyarakat.

Tradisi ini sudah menjadi acara rutin, sejak Sunan Giri berkuasa memimpin Kerajaan Giri Kedaton. Pasar Bandeng mulai dilakukan karena banyaknya santri yang membawa pulang bandeng sebagai oleh-oleh selepas iktikaf di Gresik.

Konon, Sunan Giri melihat potensi ikan bandeng yang cukup melimpah sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dari situ, tradisi pasar bandeng diadakan, mulai dari lomba hingga lelang yang bisa dilihat dan diikuti oleh semua masyarakat Gresik.

Semakin meriahnya tradisi ini membuat pengunjung pasar ini bukan hanya dari Gresik, tetapi juga dari daerah sekitarnya. Bahkan, lokasi yang dulunya hanya ada di sekitar Pasar Krempyeng , kini semakin meluas dari Jalan Suryo hingga Alun-alun Kabupaten Gresik.

Untuk diketahui, pemenang Juara I diraih oleh pembudidaya Syaifullah Mahdi dari Desa Pangkah Wetan, Kec. Ujung Pangkah. Pemenang Juara II diraih oleh pembudidaya Askin Berasal dari Desa Pangkah Wetan Kec. Ujung Pangkah dengan Berat Bandeng 11 Kg. Sedangkan, pemenang Juara III diraih oleh pembudidaya Zaenul Abidin berasal dari Desa Watuagung Kec. Bungah dengan berat 7.2 Kg. (gas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *