BANYUWANGI|Pro-Desa.com – Para kepala desa Banyuwangi merespon dan menyambut baik program ‘Manajer Desa Mandiri. Program tersebut dinilai mampu membawa perubahan dan memakmuran desa maupun kepala desa serta para perangkat desa.
Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi Anton Sudjarwo, SE, usai menghadiri program manajer desa mandiri, di Istana Gandrung, Banyuwangi, Sabtu (26/2) malam.
Menurutnya, sambutan kepala desa di Banyuwangi sangat luar biasa. Mereka kompak dan mengapresiasi langkah AKD Jatim untuk mensejahterakan kepala desa maupun desa di Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.
“Kami para kades juga mengucapkan terima kasih kepada Pembina AKD Bapak Dwi Putranto Sulaksono yang memperhatikan kesejahteraan kepala desa di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya,” kata Anton Sudjarwo, yang juga Kepala Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi.
Lebih jauh Anton mengungkapkan, program yang digelar AKD Jatim bersama Bank Mandiri itu mampu mendongkrak kemajuan perekonomian pedesaaan, khususnya para pengusaha kecil dan menengah. Dengan bantuan kredit dari Bank Mandiri minimal Rp 50 juta misalnya, kata Anton Sudjarwo, jelas membantu permodalan pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Selanjutnya, untuk tumbuh dan berkembang.
Lebih jauh Pembina AKD Jawa Timur, Dwi Putranto Sulaksono mengatakan kali ini untuk menyegarkan kembali organisasi AKD Jatim, agar lebih berperan aktif dalam pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Karena, sebelumnya sempat vakum selama tiga tahun, akibat adanya pandemi.
Menurutnya, fungsi pemerintah desa untuk memakmurkan warganya harus terus berjalan. Sehingga, Bank Mandiri membuat program bagi seluruh kepala desa di Jatim agar menjadi manajer desa atau agen bank. Jadi, semua fungsi dan layanan perbankan yang ada di Bank Mandiri, dapat diaktualisasikan kepala desa.
Artinya, Kades dapat melayani fungsi pemerintahan dan perbankan.Diharapkan, dengan langkah ini, pemerintah desa dapat membantu warganya dengan cara memberikan bantuan pinjaman dana dan lainnya, untuk usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bagi masyarakat yang memiliki usaha, cukup dengan rekomendasi dari kepala desa dan Bank Mandiri bisa mengajukan pinjaman KUR senilai Rp 50 juta, tanpa agunan dan tentunya dengan prospek yang benar. Dalam hal ini, kepala desa akan berperan dalam memverifikasi dan pihak bank yang menentukan.
“Kalau program ini sudah berjalan, nanti kedepannya kami akan membentuk unit usaha Bumdesmart. Jadi, setiap desa mempunyai market mart dan 40 persen isinya dari produk desa,” ucap Dwi Putranto Sulaksono.
Sementara pada tahap pertama, dari 217 desa di Banyuwangi baru 51 desa yang menerima program.
Ke-51 desa itu tersebar dan mewakili 25 kecamatan di Banyuwangi. (gas/bdh)
Ke-51 Desa Program Manajer Desa Mandiri
1. Aliyan,
2. Sidowangi,
3. Glagah,
4. Bunder,
5. Kedayunan,
6. Benelan Lor,
7. Pakistaji,
8. Gladag,
9. Kedaleman,
10. Purwoharjo,
11. Bulurejo.
12. Karetan,
13. Sumber Asri,
14. Grajagan,
15. Plampangrejo,
16. Singolatren,
17. Sumberberas,
18. Wringinagung,
19. Gitik,
20. Rogojampi,
21. Bubuk,
22. Sumbergondo,
23. Alasmalang,
24. Kedung Wungu,
25. Songgon,
26. Tamansuruh,
27. Tambakrejo,
28. Karangrejo,
29. Bomo,
30. Kedunggebang,
31. Sidodadi
33. Tapanrejo
34. Sumbersewu
35. Padang
36. Lemahbangdewo
37. Kalibarumanis
38. Buluagung
39. Rejosari
40. Rejoagung
41. Kepundungan
42. Tlemung
43. Sambimulyo
44. Parangharjo
45. Tampo
46. Tapanrejo
47. Macan Putih
48. Gombolirang
49. Dadapan
50. Labanasem
51. Alasrejo